Bagian yang paling penting pada diri manusia ialah hatinya. Karena hati manusia dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dan beramal karena-Nya. Demikian juga hati ibarat raja, sedangkan anggota badan lainnya sebagai pengikut dan pelayannya. Anggota badan melayani hati sebagaimana rakyat melayani raja.
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah, sesungguhnya di dalam
tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh
baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal
daging) itu ialah hati.
Al-Hafizh
Ibnu Hajar berkata: "Hati dikhususkan dengan ini karena ia merupakan
pemimpin badan. Dengan kebaikan pemimpin merupakan kebaikan rakyat, dan
dengan kerusakan pemimpin merupakan kerusakan rakyat. Dan di dalam
hadits ini terdapat peringatan tentang pengagungan kedudukan hati, serta
anjuran terhadap kebaikannya. Juga mengisyaratkan bahwa usaha yang baik
memiliki pengaruh pada hati".
Hendaklah kita mengetahui bahwa
tabiat hati manusia ialah mengenal Rabbnya dan dapat menerima
petunjuk-Nya. Namun hati manusia juga memiliki syahwat (kesukaan) dan
hawa nafsu yang menjauhkan dari petunjuk. Oleh karena itu, hawa-nafsu
ini perlu dikendalikan dan dikuasai agar tidak menjerumuskan pemilikinya
ke dalam kecelakaan dan kehinaan. Allah Ta'ala berfirman:
Adapun orang yang melampaui
batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (Qs an-Nazi'ât/79:37-41).
Hati ibarat benteng, sedangkan
setan merupakan musuh yang hendak memasuki dan menguasainya. Tidak
mungkin menjaga benteng itu, kecuali hanya dengan menjaga pintu-pintu
masuknya. Dan orang yang tidak mengetahui pintu-pintu itu, maka tidak
mungkin ia dapat menjaganya. Demikian juga, kita tidak mungkin mencegah
setan memasuki hati kecuali dengan mengetahui pintu-pintu masuk setan
dan menjaganya.
PINTU-PINTU MASUK SETAN
Pintu-pintu masuk setan ke dalam hati
manusia meliputi sifat-sifat buruk pada diri manusia. Di antara
pintu-pintu itu, ialah
sifat hasad. Yaitu tidak menyukai kenikmatan yang
ada pada orang lain, dan ia mengharapkan hilangnya kenikmatan itu dari
orang tersebut, baik berpindah kepada dirinya ataupun tidak. Jika setan
menemui orang yang memiliki sifat hasad, maka ia memiliki kesempatan
untuk menyesatkannya.
Menurut Imam Ibnu Rajab , hasad
(dengki) adalah dosa iblis. Dahulu, iblis hasad kepada Adam , ketika ia
melihat Adam q melebihi para malaikat. Yaitu Allah telah menciptakan
Adam dengan tangan-Nya, memerintahkan para malaikat bersujud kepadanya,
mengajarinya nama-nama segala sesuatu, dan menempatkannya di dekat-Nya
(di surgaNya). Maka iblis pun selalu berusaha mengeluarkan Adam dari
surga, sampai ia berhasil mengeluarkannya darinya.
Hasad juga merupakan sifat
orang-orang Yahudi. Allah l telah menyebutkan hal ini di beberapa tempat
dalam al-Qur'ân. Antara lain dalam firman-Nya:
Sebahagian besar ahli kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs al-Baqarah/2:109).
Penyakit hasad ini telah
menjalar dan menular menimpa sebagian umat Muhammad , sebagaimana telah
diperingatkan oleh Nabi dengan sabda beliau:
دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ
قَبْلَكُمْ الْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ لَا أَقُولُ
تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى
تَحَابُّوا أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَاكُمْ لَكُمْ أَفْشُوا
السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Akan menjalar dengan samar kepada kamu
penyakit umat-umat sebelum kamu, yaitu hasad dan kebencian (permusuhan)
Kebencian itu pencukur, aku tidak mengatakan: itu mencukur/memotong
rambut, tetapi mencukur agama. Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya,
kamu tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan
beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidakkah aku beritakan kepada
kamu dengan perkara yang menguatkan kecintaan bagi kamu? Sebarkan salam
di antara kamu!
Di antara pintu setan ialah
hirsh (tamak). Yaitu sangat mencintai dan mengharapkan sesuatu dari
urusan dunia. Jika setan menemui orang yang tamak terhadap dunia, maka
dia akan menghias-hiasi segala perkara yang akan mengantarkannya kepada
syahwatnya itu, walaupun perkara itu merupakan kemungkaran dan kekejian.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ
اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ
Dari Anas bin Malik , ia berkata:
Rasulullah n bersabda: "Anak Adam menjadi tua, namun dua perkara menjadi
besar bersamanya, cinta harta dan panjang umur".
Dalam riwayat Muslim dengan lafazh:
يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَشِبُّ مِنْهُ اثْنَتَانِ الْحِرْصُ عَلَى الْمَالِ وَالْحِرْصُ عَلَى الْعُمُرِ
Anak Adam menjadi tua, namun dua perkara tetap muda: tamak terhadap harta dan tamak terhadap umur.
Al-Qadhi 'Iyadh t berkata: "Di dalam
hadits ini terdapat kesesuaian dan perkataan yang mengagumkan. Yaitu di
antara perkara orang yang tua umurnya, sepantasnya harapan-harapannya
dan ketamakannya terhadap dunia sudah sirna dengan kebinasaan tubuhnya
jika umurnya telah habis, dan tidaklah tertinggal baginya kecuali
menanti kematian. Namun ketika perkara itu sebaliknya, maka itu tercela.
Ungkapan dengan kata "muda" sebagai isyarat kepada banyaknya ketamakan
dan jauhnya angan-angan. Yang demikian ini lebih banyak menghinggapi dan
lebih pantas pada diri mereka. Karena umumnya lebih banyak harapan
mereka dalam panjangnya umur mereka, serta tetapnya kesenangan dan
kenikmatan mereka di dunia".
Ulama lain mengatakan, hikmah
mengkhususkan dua perkara ini, bahwa perkara yang paling dicintai oleh
manusia adalah dirinya sendiri, sehingga ia menginginkan tetapnya
dirinya. Karenanya, ia mencintai panjang umur. Dia juga mencintai harta,
karena harta termasuk sebab terbesar dalam tetapnya kesehatan, yang
pada umumnya panjang umur tumbuh dari kesehatan. Sehingga setiap ia
merasa kedekatan habisnya (perkara yang dia cintai) itu, maka menjadi
besar kecintaannya kepadanya dan keinginannya di dalam tetapnyai ".
Di antara pintu setan, ialah
marah. Yaitu marah karena perkara-perkara dunia. Marah yang demikian
inilah yang tercela. Marah akan menghilangkan akal seseorang. Jika
seseorang dalam keadaan marah, maka setan akan menyerangnya,
menguasainya, lalu mempermainkannya. Dan marah itu sering menimbulkan
perkara-perkara negatif, berupa perkataan atau perbuatan haram. Seperti
mencaci, menghina, menuduh, berkata keji, dan perkataan haram lainnya.
Atau memukul, menendang, membunuh, dan perbuatan lainnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ n أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ
فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah : Sesungguhnya ada
seorang laki-laki berkata kepada Nabi n : “Berilah wasiat kepadaku,”
Nabi menjawab,"Janganlah engkau marah,” laki-laki tadi mengulangi
berulang kali, beliau (tetap) bersabda: “Janganlah engkau marah”.
Jika seseorang marah, maka
hendaklah ia menguasai diri dan melawan dirinya agar tidak melampiaskan
kemarahannya, sehingga keburukan dari marah itu akan segera reda dan
hilang. Sifat seperti inilah yang dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di antara pintu setan, ialah
suka membuat berbagai perhiasan yang berlebihan pada rumah, pakaian,
kendaraan, perkakas rumah tangga, dan lainnya. Sehingga kesukaan ini
mendorong seseorang untuk selalu memperbaiki rumah, menghiasi atapnya
dan dindingnya, menata perkakas rumah tangganya, dan lainnya, sehingga
dia telah merugikan dirinya dan menghabiskan umurnya untuk perkara itu.
Padahal umur merupakan salah satu nikmat Allah yang akan ditanyakan
penggunaannya.
لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ
عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ
أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
Telapak kaki anak Adam tidak akan
bergeser dari sisi Rabbnya pada hari kiamat sampai dia ditanya tentang
lima (perkara): Tentang umurnya, untuk apa dia telah menghabiskannya;
tentang masa mudanya, untuk apa dia telah menggunakannya; tentang
hartanya, dari mana dia memperolehnya, dan untuk apa dia
membelanjakannya; dan apa yang telah dia amalkan dari ilmu yang telah
dia ketahui.
Di antara pintu setan, ialah
kekenyangan, dan ini akan menguatkan syahwat, menyibukkannya dari
berbuat taat. Oleh karena itu, Nabi n mengatkan bahwa seburuk-buruk
wadah yang dipenuhi oleh manusia adalah perut.
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ
بَطْنٍ حَسْبُ الْآدَمِيِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ غَلَبَتْ
الْآدَمِيَّ نَفْسُهُ فَثُلُثٌ لِلطَّعَامِ وَثُلُثٌ لِلشَّرَابِ وَثُلُثٌ
لِلنَّفَسِ
Tidaklah manusia memenuhi wadah yang
lebih buruk dari pada perut. Manusia mencukupi beberapa suap yang
menegakkan tulang punggungnya. Jika keinginannya mengalahkannya (untuk
menambah makan, Pen.), maka sepertiga (perutnya) untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.
Di antara pintu setan, yaitu
berharap kepada manusia. Seseorang yang berharap kepada manusia lainnya,
dia akan melewati batas dalam memuji dan menjilatnya, tidak
memerintahkan yang ma'ruf, dan tidak melarang kemungkaran terhadap orang
tersebut.
اَلْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ وَالتَّأَنِّيْ مِنَ اللهِ تَعَالَى
Ketergesaan adalah setan, berhati-hati adalah dari Allah Ta'ala.
Di antara pintu setan, ialah mencintai
harta. Kecintaan terhadap harta merupakan perkara yang wajar. Tetapi,
jika kecintaan pada harta itu telah menguasai hati, maka hati akan
rusak. Hati akan didorong untuk mengejar harta dengan cara yang haram,
mengajak kebakhilan, dan menakut-nakuti kemiskinan, sehingga ia
meninggalkan kewajibannya terhadap harta. Allah berfirman:
Setan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya
dan karunia dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahamengatahui. (Qs
al-Baqarah/2:268).
Nabi telah mengingatkan akhir perjalanan harta manusia dengan sabda beliau:
يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي إِنَّمَا
لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى
أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ
لِلنَّاسِ
Seorang hamba berkata: "Hartaku,
hartaku," padahal harta yang dia miliki hanyalah tiga. (Yaitu): yang
telah ia makan, lalu dia membinasakannya; yang telah ia pakai, lalu dia
menjadikannya usang; yang telah dia berikan (shadaqah karena Allah,
Pen.), lalu ia pasti akan memilikinya. Adapun selain itu, maka ia akan
pergi dan meninggalkannya untuk manusia (yaitu ahli warisnya, Pen.).
Di antara pintu setan, yaitu
menggiring orang-orang awam untuk fanatik kepada guru, madzhab,
organisasi, suku, daerah, atau lainnya. Padahal Nabi n bersabda:
مَنْ نَصَرَ قَوْمَهُ عَلَى غَيْرِ الْحَقِّ فَهُوَ كَالْبَعِيرِ الَّذِي رُدِّيَ فَهُوَ يُنْزَعُ بِذَنَبِهِ
Barang siapa menolong kaumnya tidak di atas kebenaran, maka dia seperti onta yang terjerumus, lalu ditarik ekornya.
Al-Khaththabi t berkata: "Maknanya,
bahwa ia telah terjerumus dalam dosa dan binasa. Yaitu seperti seekor
onta, jika terjerumus di dalam sumur, lalu ditarik ekornya, dan ia tidak
mampu selamat".
Di antara pintu setan, yaitu
mengajak orang-orang untuk memikirkan Dzat Allah atau membicarakan
sifat-sifat Allah tanpa mengikuti jalan Salafush-Shalih, sehingga akan
mengantarkan manusia kepada keraguan dan kesesatan. Karena sesungguhnya
akal manusia terbatas, dan ia tidak mampu memikirkan Dzat Allah Ta'ala.
تَفَكَّرُوْا فِيْ آلاَءِ اللهِ وَ لاَ تَفَكَّرُوْا فِيْ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan janganlah kamu berfikir tentang (dzat) Allah 'Azza wa Jalla.
Di antara pintu setan, yaitu berburuk sangka kepada kaum Muslimin. Nabi n bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا
تَنَاجَشُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا
وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Jauhilah persangkaan, karena
sesungguhnya persangkaan itu adalah berita yang paling dusta. Dan
janganlah engkau mencari-cari (mendengarkan) berita tentang kejelakan
manusia, janganlah engkau menyelidiki cacat-cacat manusia, janganlah
engkau saling melakukan tipu daya, janganlah engkau saling hasad,
janganlah engkau saling membenci, janganlah engkau saling membelakangi.
Jadilah engkau hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Sungguh, seseorang yang
menghukumi seorang muslim lainnya dengan persangkaan buruk, berarti ia
telah merendahkannya, melepaskan kendali lidahnya terhadapnya, dan ia
sendiri menganggap dirinya lebih baik darinya. Dan sesungguhnya,
tertancapnya buruk sangka pada hati seseorang, ialah karena kekejian
orang yang berburuk sangka itu sendiri. Karena seorang mukmin akan
mencari alasan-alasan untuk menjaga kebaikan saudaranya sesama mukmin.
Sedangkan orang munafik, yaitu orang yang menyelidiki dan mencari-cari
keburukan-keburukan orang mukmin. Namun seorang mukmin juga selayaknya
menjauhi perkara-perkara yang dapat menyebabkan dirinya mendapat tuduhan
buruk sangka, sehingga agama dan kehormatannya terjaga.
Sesungguhnya mereka itu tidak lain
hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya
(orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman. (Qs 'Ali-'Imran/3:175).
Di antara pintu setan, yaitu membisikan angan-angan palsu dan janji-janji dusta pada jiwa manusia. Allah berfirman:
Setan itu memberikan janji-janji
kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal
setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
(Qs 'Ali-'Imran/3:120).
Adapun pintu masuk setan yang
terbesar DAN PALING BESAR, ialah kebodohan terhadap din (agama). Dengan jalan inilah,
setan menguasai dan memperdaya banyak manusia, sehingga mereka
mengharamkan yang Allah halalkan dan menghalalkan yang Allah haramkan.
Demikian juga, disebabkan kebodohan terhadap masalah din, banyak manusia
beribadah dengan bid'ah-bid'ah dan perkara-perkara yang bertentangan
dengan Islam.
Dari keterangan ini semua, maka
seorang mukmin hendaklah benar-benar waspada terhadap tipu daya setan.
Jangan sampai dirinya terseret oleh setan, yang tanpa disadarinya menuju
kesesatan. Semoga Allah k memberikan perlindungan-Nya kepada kita.
Demikian sebagian dari pintu-pintu,
jalan masuk setan ke dalam hati manusia. Upaya solusi dari semua ini,
ialah dengan menutup pintu-pintu tersebut. Yakni dengan membersihkan
diri dari sifat-sifat tercela.
Meski akar sifat buruk itu telah
tercabut dari hati seorang hamba, tetap masih tersisa kemampuan setan
dalam menjebak manusia. Yaitu dengan memberikan bisikan-bisikan
buruknya, walaupun tidak bisa menetap di dalam hati. Untuk mengusir
bisikan-bisikan jahat ini, tidak lain ialah dengan dzikir kepada Allah
dan membangun hati dengan takwa.
Perumpamaan setan, ialah ibarat
seekor anjing lapar yang mendekatimu. Jika engkau tidak membawa daging
dan roti, maka engkau bisa mengusirnya dengan gertakan. Namun jika
engkau membawa daging dan roti, sedangkan anjing itu lapar, maka engkau
tidak bisa mengusirnya hanya dengan ucapan. Demikian juga hati yang
kosong dari makanan setan, maka ia akan segera pergi dengan dzikrullah.
Adapun hati yang dikuasai oleh hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan
mengangkat dzikir ke permukaan hati, sehingga setan akan menetap di
lubuk hatinya.
Jika engkau ingin mengetahui
bukti dalam hal ini, maka perhatikan di dalam shalatmu. Bagaimana ketika
engkau mengerjakan shalat, dengan lembutnya setan membisikkan dalam
hatimu masalah-masalah duniawi, tentang pekerjaan, keuntungan
perdagangan, dan semacamnya.
Hendaklah kita ketahui bahwa
keburukan yang terjadi pada hati, jika hanya berupa lintasan fikiran,
pembicaraan dan angan-angan, maka hal ini dimaafkan. Jika seseorang
meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka ia mendapatkan pahala
karenanya. Jika ia meninggalkannya karena ada penghalangnya, maka kita
berharap semoga Allah l memaafkannya juga. Namun jika keburukan itu
merupakan niat dan tekad, maka tekad melakukan dosa merupakan dosa!
Bagaimana tidak berdosa, bukankah kesombongan, riya`, dan 'ujub
merupakan perkara batin?
Dari itu semua, kita mengetahui
betapa penting membekali diri dengan ilmu syar'i. Karena ia merupakan
unsur paling utama untuk menolak setan. Setiap bertambah ilmu yang
bermanfaat pada seorang hamba, yang dengan itu menjadikan dirinya takut
dan bertakwa kepada Allah, maka akan bertambah keselamatan dirinya dari
bisikan dan jeratan setan. Dan hanya Allah-lah tempat memohon
pertolongan.
Wallahu'alam
Sumber :www.bukhari.or.id
MARÂJI':
1. Al-Qur'ânul Karim.
2. Fathul Bari Syarh Shahîh Bukhâri, karya Ibnu Hajar Al-'Asqalani.
3. Ma'alamim fis-Suluk wat-Tazkiyatin-Nufus, Darul-Wathan, Cetakan Pertama, Th. 1414 H, hlm. 76-78.
4. Mukhtashar Minhajil-Qashidin, Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Ta'liq dan Takhrij: Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi, Dar 'Ammar, Cetakan Kedua, Th. 1415 H / 1994 M, hlm. 193-196.
5. Kitab Sunan Empat, dan lain-lain.
HR Imam al-Bukhâri, no. 52, 2051; Muslim, no. 1599; dari an-Nu'man bin Basyir z .
Fathul-Bari, syarah hadits no. 52.
Lihat Mu'jamul-Wasith, Bab: Hasada.
Jami'ul 'Ulum wal-Hikam, Tahqîq: Syu'aib al-Arnauth dan Ibrahim Bajis, Muasasah ar-Risalah (2/260).
HR at-Tirmidzi, no. 2510, dari az-Zubair bin al-'Awwam z . Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni.
HR Imam al-Bukhâri, no. 6421, dari Anas bin Malik z .
HR Imam Muslim, no. ???? dari Anas bin Malik z .
Dinukil dari Fathul-Bari, syarh hadits no. 6421.
Lihat Bahjatun-Nazhirin Syarh Riyadhush-Shâlihin, Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali (I/112).
HR Imam al-Bukhâri no. 6116.
HR at-Tirmidzi, no. 2416, dari Abu Hurairah. Hadits ini dishahihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni.
HR Ibnu Majah, no. 3349; at-Tirmidzi, no. 2380; dari al-Mikdam bin Ma'di Yakrib. Dishahihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni.
HR Abu Ya'la dalam Musnad-nya, al-Baihaqi dalam Sunan-nya, dari Anas bin Malik z . Lihat Silsilah ash-Shahîhah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni, no. 1795.
HR Imam Muslim, no. 2959, dari Abu Hurairah z .
HR Abu Dawud, no. 5117. Dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albâni.
'Aunul-Ma'bud, hadits no. 5117.
Hadits hasan. Lihat Silsilah ash-Shahîhah, no. 1788.
HR Bukhâri, no. 6066, Imam Muslim no. 2563, dan lainnya dari Abu Hurairah
RUQYAH SYARIYYAH ADALAH SOLUSINYA
MELAYANI : PELATIHAN RUQYAH MANDIRI DI INSTANSI, SEKOLAH, PERUSAHAAN, JAMAAH PENGAJIAN, DLL
MELAYANI PULA BERBAGAI PENGOBATAN TRADISIONAL& THIBUNNABAWI
BEKAM SINERGI, TOTOK SYARAF, AKUPUNTUR, PIJAT TIONGKOK, PSIKOLOGI ISLAM, DLL
GRATIS KONSULTASI SMS DAN WA DI 082216888674
DATANG SESUAI PERJANJIAN
ALAMAT
SARI ALAM HERBAL
JLN BUKIT RAYA NO 66 SERUA
DEPAN INDOMART SERUA
CIPUTAT TANGSEL
INFO 082216888674 / 087808770686
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat